ANALISIS UNSUR  INTRINSIK DALAM NOVEL ‘PUKUL SETENGAH LIMA’ KARYA RINTIK SEDU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI SALAH SATU BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

FITRI AYU DESNIA. 203200047. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN. UNIVERSITAS BALE BANDUNG. 2024.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan tema dalam novel Pukul Setengah Lima karya Rintk Sedu; (2) Bagaimana pemanfaatnya sebagai bahan ajar apresiasi sastra di Sekolah Menengah Atas; serta mendeskripsikan pemanfaatan novel Pukul Setengah Lima karya Rintik Sedu sebagai alternatif bahan ajar sastra di Sekolah Menengah Atas (SMA). Hasil dari penelitian menunjukan bahwa. Tema dalam novel Pukul Setengah Lima karya Rintik Sedu. Terdapat (17) Alur dalam novel Pukul Setengah Lima. Terdapat (25) Tokoh dalam novel Pukul Setengah Lima. Terdapat banyak (19) Latar dalam novel Pukul Setengah Lima karya Rintik Sedu terdapat (20) .Sudut pandang dalam novel Pukul Setengah Lima karya Rintik Sedu terdapat (6). Gaya bahasa dalam novel Pukul Setengah Lima karya Rintik Sedu terdapat (19). Amanat dalam novel Pukul Setengah Lima yakni berjumlah (8) Berdasarkan hasil penyebaran angket kepada 4 guru mata pelajaran bahasa Indonesia dan 23 siswa di SMA PEMUDA Banjaran, dan SMA HANDAYANI 02 Banjaran, melalui hasil angket menyatakan bahwa pemanfaatan unsur intrinsik pada novel Pukul Setengah lima karya Rintik Sedu sebagai bahan ajar sastra ini sudah sangat layak sesuai dengan kurikulum yang digunakan di sekolah menengah atas (SMA) dan sudah memuat materi-materi pelajaran yang tercantum dalam Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam Kurikulum Tiga Belas (KURTILAS). Buku Ajar sudah relevan dengan kurikulum yang berlaku di SMA, materi yang disajikan sudah runtut, buku dapat dengan mudah dipahami, membantu guru dalam menyampaikan pembelajaran sastra di SMA, dapat membantu mempelajari buku fiksi khususnya novel di SMA, modul yang berisikan novel ini berkomunikatif serta menyatakan sudah layak untuk di manfaatkan sebagai bahan ajar sastra di Sekolah Menengah Atas (SMA).