Strategi Home Industry Menembus Pasar di Era 4.0

Syifa Vidya Sofwan, S.E., M.Ak., Ak., CA. Iseu Anggraeni, S.Ak., M.Ak., Ak., CA. Rosa Fitriana, S.E., M.Ak., Ak., CA. Program Studi Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Bale Bandung. 2020.

ABSTRAK

Sistem otomatisasi dalam semua proses aktivitas didorong oleh
adanya revolusi industri 4.0. Basis transasksi transportasi dan
perdagangan secara online adanya kemajuan teknologi yang semakin masif.
Hal yang dihadapi oleh UMKM saat ini ialah adanya kelemahan dalam
hal peningkatkan kekompleksan dalam hal kemampuan usaha, yang
diawali dengan kurangnya dalam hal permodalan, keterampilan memanajerial,
keterampilan mengorganisir dalam beroperasi, serta dalam hal pemasaran
(Suci, 2017) serta yang menjadi kesulitan para pelaku UMKM saat ini
ialah dalam hal permodalan, kemampuan manajerial, hingga dalam hal
pemanfaatan teknologi, sehingga sangat UMKM dibutuhkan kesiapan untuk
menghadapi Industri 4.0 dan dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada
UMKM menghasilkan bahwa UMKM belum sepenuhnya masyarakat siap
untuk menerima kehadiran revolusi industri 4.0, apalagi jika dilihat aspek
marketing dan accounting(Fauziyah (2020); (Mukoffi and Sulistiyowati
(2019). Tidak dimilikinya tenaga, serta produk maupun produksi yang
memasuki area baru merupakan diluar jangkauan UMKM, serta tidak
memungkinkannya terjadi investasi teknologi yang baru merupakan
kesukaran yang terjadi dalam megaplikasikan teknologi industri 4.0(Sari and
Santoso 2019).
Keberadaan industri boneka di Desa Sayati sangat disayangkan untuk hasil
produksi yang kurang mampu dipasarkan lebih luas lagi karena berbagai
keterbatasan dari faktor internal dan faktor ekternal. Kurangnya pengetahuan
dalam hal pemasaran menjadi pemicu utama permasalahan dan kurangnya
dukungan juga perhatian dari Pemerintah Kabupaten Bandung yang belum
menjadikan kampung boneka Desa Sayati sebagai prioritas Program Bandung
1000 Kampung pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021. Oleh karena itu,
dikhawatirkan jika kondisi ini terus berlangsung atau tidak berkembang akan
berakibat matinya kampung boneka di Kecamatan Margahayu. Sementara
kampung boneka Desa Sayati masih terus dipertahankan oleh masyarakat
setempat secara turun-temurun sebagai mata pencaharian karena masyarakat
setempat merasakan bahwa industri tersebut memberikan kesejaheraan baik
bagi pelaku usaha maupun tenaga kerja.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengundang
warga (khususnya yang memiliki usaha pengerajin boneka), karang taruna dan
pegawai desa Sayati untuk mengikuti seminar dengan tema “Strategy Home
Industry Menembus Pasar di Era 4.0.”
Dengan pengabdian berupa seminar mengenai Strategy Home Industry
Menembus Pasar di Era 4.0 ini diharapkan para warga khususnya para pemilik
UKM/UMKM dapat menambah wawasan dan pengetahuan akan strategi
bersaing di era 4.0, dan dapat membantu memecahkan masalah yang selama ini
menghambat pemasaran industri boneka di Desa Sayati.
Kata Kunci : UMKM, Strategy, Home Industry, Era 4.0

KLIK DISINI untuk mengunduh